Bismillahirrohmaanirrohim
Pantaskah sang pendosa menginginkan surga? Rasanya kita
memang tak pernah pantas mengharap surga karena banyaknya dosa-dosa. Segala
macam kemaksiatan telah dilakukan, segala bentuk perbuatan nista telah diperbuat.
Dosa-dosa itu telah begituuuuu menggunung tinggi, sedangkan diri? Tak ada
ciri-ciri ahli surga sedikitpun.
Namun makhluk mana yang mampu menahan sedikit pun siksa
neraka? Iblis yang tercipta dari api pun, tak kuasa dengan panasnya api neraka.
Ya Allah, aku bukanlah ahli surga
Namun ku tak mampu menahan siksa
neraka
Kita memang pendosa, terutama ana. Setiap hari kita tak
pernah luput dari khilaf dan salah, baik sengaja atau tak sengaja. Ada banyak
dosa, maksiat dan perbuatan durhaka kepada-Nya. Alangkah naifnya jika diri ini
tak merasa berdosa.
Surga boleh jadi dapat diraih oleh orang-orang yang
sebelumnya pernah terpuruk dan terperosok dalam jurang kenistaan. Namun setelah terpuruk, ia menemukan kekuatan untuk bangkit lagi. Kuncinya
adalah taubatan nasuha.
sebagaimana dalam firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobatan nasuha (tobat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabb-mu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan; "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim 66:8)
Merasa
paling banyak dosa tapi gak taubat? Malu!
Pada mulanya Umar bin Khattab adalah penjahat yang paling
ditakuti di dataran Arab. Ia bahkan pernah berbuat dosa yang keji, yaitu
mengubur anaknya hidup-hidup. Lalu Allah memberinya hidayah dan jadilah ia
manusia teladan umat sepanjang masa. Betapa banyak orang semacam ini?
- Fudhail bin Iyadh yang meninggalkan masa lalunya sebagai perampok dan taubat menjadikannya menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Ia menjadi seorang ulama yang menggugah jiwa dan iman.
- Hasan al-Bashari, seorang ulama yang zuhud. Beliau pernah terpikat oleh kecantikan dan keindahan sepasang bola mata wanita. Lalu tobat membawanya menjadi seorang yang takwa. Beliau menjadi guru dan penasihat khalifah Umar bin Abdul Aziz.
- Malik bin Dinar, sebelum menjadi ulama ia pernah menjadi orang yang gagal. Beliau menceritakan kehidupan kelamnya, “kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukkan, maksiat, berbuat zalim, memakan hak manusia, memakan riba dan memukuli manusia. Ku lakukan segala kezaliman, dan tidak ada satu maksiat pun melainkan aku telah melakukannya. sungguh sangat jahat diriku sehingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.”
- Ust jefri Al-bukhori “gue ini dulu adalah rajanya iblis dari semua iblis”. Dan dengan taubat nasuhanya, disaat beliau meninggal ada ribuan jamaah yang mensholati beliau.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ
يَمُوتُ فَيُصَلِّي عَلَيْهِ ثَلَاثَةُ صُفُوفٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ إِلَّا
أَوْجَبَ
Tidaklah ada seorang muslim yang meninggal kemudian disholatkan
oleh 3 shaf kaum muslimin kecuali wajib baginya (surga)
(H.R Abu Dawud,
atTirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan oleh al-Hakim disepakati adz-Dzahaby,
dihasankan oleh anNawawy, disepakati oleh al-Hafidz Ibnu Hajar)
Ada berapa shaf yah kalau yang sholat itu ribuan? Jadi kalian bisa tebakkan ada dimana ust.jefri sekarang? Wallahualam
Ana menjadi
seperti sekarang ini, tentu ada perjalananya. Ana tidak dilahirkan langsung
mengerti islam, langsung pakai kerudung (tidak!). Ada perjuangan dibalik ini semua, ada pahitnya, celaan, tangisan..
Kalau kata
pepatah:
Orang yang pandai adalah yang mampu bangkit dari masa lalu.
Orang yang bisa meninggalkan masa lalunya yang kelam menuju masa depan yang
lebih terang benderang.
Sedangkan orang yang celaka yaitu orang yang masa depannya
lebih buruk daripada masa lalunya. Ia meninggalkan kebaikan meuju keburukan.
Meninggalkan kebenaran menuju kesesatan.
Jadikan masa
lalu itu batu loncatan kita, bukan penghambat. Karna kita akan dinilai pada
akhirnya. Nilai di akhir itu menunjukan keistiqomahan yang kita jaga dan keimanan
yang kita perjuangkan. Tentunya husnul khatimah adalah cita-cita setiap insan beriman, semoga kita bisa istiqomah sampai husnul khatimah. Allahumma amiin..